Metodologi Pengajaran - Taksonomi

Selasa, 12 Oktober 2010


Taxonomy 

A.    
Taxonomy Pengetahuan

Bloom’s Taxonomy terbagi dalam 3 domain utama yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor.
Domain Kognitif : oleh Bloom, domain ini dibagi dalam 6 level. Setiap level menitikberatkan pada aspek berpikir, dari yang paling sederhana sampai ke hal yang kompleks. Enam level tersebut adalah knowledge, comprehension, application, analysis, synthesis, dan evaluation.
Domain Afektif : Memang kebanyakan proses pendidikan menitikberatkan pada aspek kognisi, namun perlu diingat bahwa aspek afektif juga merupakan ranah yang seharusnya tersentuh dalam pendidikan. Bloom’s taxonomy membagi domain ini dalam 5 kategori, yaitu : receiving, responding, valuing, organizing, characterization by value.
Domain Psikomotor : Umumnya kita memahami aktivitas psikomotor sebagai bagian dari kegiatan olahraga namun sesungguhnya banyak bidang membutuhkan aktivitas ini. Tidak dapat kita pungkiri kan kalau aktivitas menulis merupakan bagian aktivitas psikomotor. Bloom’s taxonomy membagi level ini dalam 6 kategori yaitu : Reflex movements, basic fundamental movement, perceptual abilities, physical abilities, skilled movement, dan nondiscursive communication.


 B.     TAXONOMI BELAJAR & PENGAJARAN MENURUT TEORI
  • Teori Belajar
Secara garis besar dikenal ada tiga rumpun besar teori belajar menurut pandangan psikologi yaitu teori disiplin mental, teori behaviorisme dan teori cognitive gestalt-filed.
a. Teori Disiplin Mental
Teori belajar ini dikembangkan tanpa didasari eksperimen, ini berarti dasar orientasinya adalah filosofis atau spekulatif, teori ini menganggap bahwa dalam belajar mental siswa didisiplinkan atau dilatih. Teori yang berlawanan sekali dengan teori disiplin mental ialah teori perkembangan alamiah. Menurut teori ini, anak itu akan berkembang secara alamiah.
Teori yang berlawanan dengan teori disiplin mental dan pengembangan alamiah adalah teori apersepsi, yang merupakan suatu asosionisme mental yang dinamis, didasarkan pada premis fundamental bahwa tidak ada gagasan bawaan sejak lahir, apapun yang diketahui seseorang datang dari luar dirinya. Menurut teori apersepsi, belajar merupakan suatu proses terasosiasinya gagasan-gagasan baru dengan gagasan lama yang sudah membentuk pikiran.
b. Teori Behaviorisme
Ada beberapa ciri dari teori ini yaitu : mengutamakan unsur-unsur atau bagian-bagian kecil, bersifat mekanisme, menekankan peranan lingkungan, mementingkan pembentukan reaksi atau respon, dan menekankan kepentingan latihan. Tokoh yang mengembangkan teori ini adalah Thorndike yang mengemukan tiga prinsip aatu hukum dalam belajar yaitu : belajar akan berhasil apabila individu memiliki kesiapan untuk melakukan perbuatan tersebut, belajar akan berhasil apabila banyak latihan dan ulangan, dan belajar akan bersemangat apabila mengetahui dan mendapatkan hasil yang baik.
Prinsip belajar menurut teori behaviorisme yang dikemukan oleh Harley dan Davis (1978) yang banyak dipakai adalah : proses belajar dapat terjadi dengan baik apabila siswa ikut terlibat secara aktif didalamnya, materi pelajaran diberikan dalam bentuk unit-unit kecil dan diatur sedemikian rupa sehingga hanya perlu memberikan suatu proses tertentu saja, tiap-tiap respon perlu diberi umpan balik secara langsung sehingga siswa dapat dengan segera mengetahui apakah respon yang diberikan betul atau tidak, dan perlu diberikan penguatan setiap kali siswa memberikan respon apakah bersifat positif atau negatif.
c. Teori Cognitive Gestalt-Filed
Teori Belajar Gestalt meneliti tentang pengamatan dan problem solving, dari pengamatanya ia menyesalkan penggunaan metode menghafal di sekolah, dan menghendaki agar murid belajar dengan pengertian bukan hafalan akademis.
Suatu konsep yang penting dalam psikologis Gestalt adalah tentang insight yaitu pengamatan dan pemahaman mendadak terhadap hubungan-hubungan antar bagian-bagian dalam suatu situasi permasalahan. Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan teori Gestalt, guru tidak memberikan potongan-potongan atau bagian-bagian bahan ajaran, tetapi selalu satu kesatuan yang utuh.
Menurut teori Gestalt perbuatan belajar itu tidak berlangsung seketika, tetapi berlangsung berproses kepada hal-hal yang esensial, sehingga aktivitas belajar itu akan menimbulkan makna yang berarti. Sebab itu dalam proses belajar, makin lama akan timbul suatu pemahaman yang mendalam terhadap materi pelajaran yang dipelajari, manakala perhatian makin ditujukan kepada objek yang dipelajari itu telah mengerti dan dapat apa yang dicari.


d. Makna dan Ciri Belajar
Menurut para ahli belajar dapat diartikan sebagai proses orang memperoleh berbagai kecakaapn, keterampilan dan sikap. Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks, sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri.
Setiap perilaku belajar ditandai oleh ciri-ciri perubahan yang spesifik antara lain : belajar menyebabkan perubahan pada aspek-aspek kepribadian yang berfungsi terus menerus, belajar hanya terjadi dari pengalaman yang bersifat individual, belajar merupakan kegiatan yang bertujuan kearah yang ingin dicapai, belajar menghasilkan perubahan yang menyeluruh, melibatkan selusuh tingkah laku secara integral, belajar adalah proses interaksi dan belajar berlangsung dari yang paling sederhana sampai pada yang kompleks.
e. Prinsip-prinsip Belajar
            Ada berbagai prinsip belajar yang dikemukan oleh para ahli psikologi pendidikan terjadi dan diikuti dengan keadaan memuaskan maka hubungan itu diperkuat, Spread of effect yaitu emosional yang mengiringi kepuasan itu tidak terbatas kepada sumber utama pemberi kepuasan tetapi kepuasan mendapat pengetahuan baru, law of exercice yaitu hubungan antara perangsang dan reaksi diperkuat dengan latihan dan penguasaan, dan law of primacy yaitu hasil belajar yang diperoleh melalui kesan pertama akan sulit digoyahkan.
             Beberapa prinsip atau kaidah dalam proses pembelajaran sebagai hasil eksperimen para ahli psikologi yang berlaku secara yaitu : motivasi, pembentukan, kemajuan dan keberhasilan proses belajar mengajar, feedback, response, trial and error , transfer dalam belajar dapat bersifat positif atau negatif dan proses belajar yang bersifat individual.
f. Syarat Agar Peserta Didik Berhasil Belajar
Agar peserta didik dapat berhasil belajar diperlukan persyaratan sebagai berikut : kemampuan berpikir yang tinggi bagi para siswa, menimbulkan minat yang tinggi terhadap mata pelajaran, bakat dan minat yang khusus, menguasai bahan-bahan dasar yang diperlukan untuk meneruskan pelajaran, menguasai salah satu bahasa asing, stabilitas psikis, kesehatan jasmani, kehidupan ekonomi yang memadai, menguasai teknik belajar disekolah dan diluar sekolah.
Seorang guru agar mudah menentukan pilihan teori dalam mengajar, maka perlu diketahui beberapa teori mengajar, antara lain :
  • Teori Mengajar
Teori Assosiasi atau Teori Tanggapan 
Menurut teori ( dikemukakan oleh Herbart ) ini mengajar adalah memberikan tanggapan atau pengetahuan seluas-luasnya kepada anak. Tujuannya adalah berfikir, yaitu membuat hubungan antara tanggapan dengan pengetahuan baru ( bahan yang akan diajarkan), dan agar pengajaran dapat diterima maka pengajaran harus tahap demi tahap.
Langkah mengajar dengan teori ini, sbb.
- Persiapan
- Presentasi ( Penyajian )
- Mengadakan perbandingan dan asosiasi bahan
- Perumusan/ penyimpulan
- Aplikasi/ penerapan
(1)   Teori Daya
Menurut teori ini jiwa manusia terdiri atas berbagai macam daya, yaitu daya mengenal, merasa. Menghayal, mengamati, menyimpan, mereproduksi, mengasosiasikan tanggapan, berkehendak, mengingat dan berfikir. Tiap daya dapat dididik dan dilatih sendiri-sendiri secara terpisah.
Karenanya menurut teori ini bahan /tugas/ latihan apa saja yang diberikan tidak menjadi problem, maka mengajar berdasarkan teori ini orientasinya memberikan bahan/tugas/ latihan sebanyak-banyaknya.
(2) Teori Gestalt
Teori gestalt atau lebih dikenal dengan teori totalitas berpandangan bahwa manusia menghayati sesuatu perangsang ditanggapi secara keseluruhan, bukan bagian-bagian dari perangsang itu. Mengajar berdasar teori ini adalah memperjelas dan memperinci perangsang totalitas menjadi jelas bagian-bagiannya dan ikatan bagian-bagian itu.
(3) Teori Luister School
Berdasar teori ini mengajar adalah menyampaikan bahan kepada anak melalui ceramah, khutbah dan lain-lain penyampaian lisan. Dengan teori ini yang dituntut aktif adalah guru sementara anak fasip.
(4) Teori L’ecole Active
Menurut teori ini, pendidik cukup menyampaian tujuan dan pokok bahasan saja, sementara peserta didik dituntut dan mendapat kesempatan seluas-luasnya untuk memecahkan masalah sendiri.
(5) Teori Vitale Dialektis
Berdasar teori ini, pertama guru aktif memberikan petunjuk dan penjelasan selanjutnya dia hanya berperan sebagai pembimbing dan anak yang dituntut aktif.

  1. C.    Metodologi Pengajaran
Metodologi berasal dari bahasa Latin " Meta " dan " Hodos " meta artinya jauh (melampaui), Hodos artinya jalan (cara). Metodologi adalah ilmu mengenai cara-cara mencapai tujuan. Sedangkan Pengertian Pengajaran Menurut Sikun Pribadi Guru Besar IKIP Bandung berpendapat bahwa pengajaran itu adalah suatu kegiatan yang menyangkut pembinaan anak mengenai segi kognitif dan psikomotorik semata - mata, yaitu supaya anak lebih banyak pengetahuannya, lebih cakap berpikir kritis, sistematis dan objektif serta terampil dalam mengerjakan sesuatu . 
Dari definisi-definisi metodologi dan mengajar yang telah diuraikan di atas, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa pengertian metodolgi mengajar adalah ilmu yang mempelajari cara-cara untuk melakukan aktivitas yang tersistem dari sebuah lingkungan yang terdiri dari pendidik dan peserta didik untuk saling berinteraksi dalam melakukan suatu kegiatan sehingga proses belajar berjalan dengan baik dalam arti tujuan pengajaran tercapai. 


  1. D.    Implikasi Taxonomy Pengetahuan dengan Metodologi Pengajaran
Berikut ini diuraikan penggunaan kata-kata kerja untuk setiap domain kognitif, efektif, dan psikomotor yang dapat dijadikan pedoman dalam perumusan tujuan pembelajaran.
1. Domain kognitif
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) a. Ingatan (kata kerja yang dapat digunakan)
Mengetahui hal-hal tertentu. Mengetahui pokok-pokok pikiran. Mengetahui fakta-fakta yang spesifik. Menggambarkan, mendefinisikan, memberi ciri, menyusun daftar, mengingat kembali, menyebutkan, memproduksi.
b. Pemahaman
Memahami hal-hal dan pokok pikiran.Menginterprestasikan kata-kata dalam tabel Mengubah, menjelaskan, mengikhtisarkan, menyusun kembali, menafsirkan, membedakan, memperkirakan, memperluas, menyimpulkan, menganulir. c. Penerapan
Menerapkan konsep-konsep dan pokok-pokok pikiran pada situasi baru. Mendemonstrasikan penggunaan metode atau prosedur yang benar. Memperhitungkan, mendemonstrasikan, mengubah struktur, mengembangkan, menerapkan, menggunakan, menemukan, menyiapkan, memproduksi, menghubungkan, meramalkan, menangani.
d. Analisis
Membedakan fakta dan kesimpulan, mengevaluasi relevansi data. Mengenal, menyadari adanya asumsi yang tidak diungkapkan. Membedakan dan mendiskriminasikan, mendiagramkan, memilih, memisahkan, membagi-bagikan, mengilustrasikan, mengklasifikasikan.
e. Sintesis
Menulis suatu tema yang terorganisasi dengan baik Menulis cerita/puisi. Bepidato dengan baik. Mengajukan rencana eksperimen. Menyususn skema baru. Mengintegrasikan. Mengatagorikan, mengombinasikan, menyusun, mengarang, menciptakan, mendesain, menjelaskan, mengubah, mengorganisasi, merencanakan, menyusun kembali, menghubungkan, merevisi, menyimpulkan, menceritakan, menuliskan, mengatur.

f. Evaluasi
Mempertimbangkan konsistensi logis dari bahan tertulis. Mempertimbangkan ketetapan kesimpulan yang didukung oleh data. Mempertimbangkan nilai suatu pekerjaan. Mempertimbangkan nilai pekerjaan dengan nilai stnadar kebaikan. Menyimpulkan, mengkritik, mendukung, menerangkan, mengikhtisarkan membandingkan, mempertentangkan, menghubungkan meringkaskan

2. Domain afektif
a. Penerimaan
Mendengarkan dengan penuh perhatian. Memperlihatkan kesadaran akan kepentingan belajar.Bertanya, menggambarkan, mengikuti, memberi, menyelenggarakan, mengidentifikasikan, menempatkan, menanamkan, memilih, menggunakan. b. Memberi respons
Menyelesaikan pekerjaan yang ditugaskan ikut serta dalam diskusi kelas. Menjawab, menaati, menyetujui, membantu, menceritakan, melaksanakan, mempersembahkan, menuliskan, menunjukkan.
c. Penilaian
Menunjukkan kepercayaan dalam proses demokrasi. Mempertunjukkan keterkaitan dengan kesejahteraan yang lain. Menggambarkan, menerangkan, mengikuti, mengajak, bergabung, memohon, melapor, bekerja.
d. Pengorganisasian
Menerima pertanggungjawaban atas tingkah lakunya. Merumuskan rencana hidup sesuai dengan kemampuan mental dan kepercayaan. Mematuhi, mengatur, menggabungkan, mempertahankan, menggeneralisasikan, mengembangkan.

e. Karakterisasi
Menemukan kepercayaan diri dalam bekerja sendiri. Menjaga kebiasaan sehat. Mengorganisasi, menyintesiskan, mempergunakan, mendengarkan, melaksanakan, mempraktekkan, memohon, menanyakan, merevisi memecahkan masalah, menelaah kembali kebenaran sesuatu.
3. Domain psikomotor
a. Peniruan
Menampilkan tingkah tari dengan tepat. Meniru gambar jadi. Merakit, membersihkan, mengubah, membetulkan, mengencangkan, mengikuti, memegang, memanipulasi, menempatkan, memukul
b. Manipulasi
Memperbaiki mobil dengan terampil. Menjadikan mesin gergaji listrik. Merakit, membangun, melapisi, mengebor, menguatkan, menggurinda, memalu, memperbaiki, mengampelas, menggergaji.
c. Ketetapan
Mengendarai mobil dengan terampil. Menjalankan mesin gergaji listrik. Sama dengan manipulasi, tetapi dengan kontrol yang lebih dan kesalahan lebih sedikit.
d. Artikulasi
Menulis dengan rapi dan jelas. Mengetik cepat dan tepat. Memeriksa skala, mengalami, mengidentifikasi, menempatkan, memanipulasi, menjahit, menajamkan, membungkus, menulis.
f. Pengalamiahan
Memainkan bola dengan mahir. Menampilkan gaya yang benar dalam berenang. Merakit, mendemonstrasikan, menempilkan, menjalankan, membangun, mengarang.

0 komentar:

Posting Komentar